Gudang Garam Beli Tanah Hampir 1 Triliun untuk Bandara
AGTVnews.com – Perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk menggelontorkan dana Rp 845,31 miliar untuk membeli tanah pembangunan bandara terpadu di wilayah Kediri Jawa Timur. Dana sebesar itu digunakan untuk membeli tanah seluas 2,68 juta meter persegi yang berlokasi di 3 kecamatan.
Direktur PT Gudang Garam Tbk Istata T Siddharta mengungkapkan, nilai transaksi pembelian tanah tersebut berdasarkan lembaga penilai KJPP Rengganis, Hamid & Rekan.
“Pembelian tanah dimaksudkan untuk mendukung rencana investasi PT Gudang Garam untuk mengembangkan bandar udara terpadu di daerah Kediri, Jawa Timur,” tulis Direktur Istata dalam keterbukaan informasi, seperti dikutip media bisnis.com.
Ditambahkan, pembangunan bandara ini merupakan bentuk pengembangan usaha dan kontribusi segenap stakeholder PT Gudang Garam dan bentuk partisipasi dalam rangka mempercepat pembangunan daerah Kediri dan sekitarnya yang diharapkan dapat memacu pengembangan Provinsi Jawa Timur dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Agar dapat mengendalikan investasi dan pengembangan bandara udara secara langsung tanpa mengganggu kegiatan usaha utama, investasi dan pengembangan bandar udara akan dilakukan melalui PT Surya Dhoho Investama,” tulisnya.
Seperti diketahui PT Surya Dhoho Investama merupakan unit bisnis yang saham mayoritas dimiliki PT Gudang Garam. Perusahaan ini ditunjuk melakukan pembelian tanah dari perusahaan terafiliiasi yakni PT Bukit Dhoho Indah.
Adapun objek tanah dengan luas 2,68 juta meter persegi yang dibeli PT Gudang Garam Tbk berlokasi di 4 desa di 3 kecamatan wilayah Kabupaten Kediri, yakni Desa Bulusari di Kecamatan Tarokan, Desa Grogol di Kecamatan Grogol, Desa Jatirejo dan Desa Tiron di Kecamatan Banyakan.
Pemkab Sebut Pembebasan Lancar
Proses pembebasan lahan untuk lahan runway dan perkantoran bandara internasional di Kediri sudah rampung. Dalam proses pembebasan lahan ini, Pemkab Kediri menyebutkan masyarakat welcome sehingga tidak ada masalah dalam tahap ini.
“Runway 2.500 meter kita proyeksikan untuk pesawat berbadan besar bisa landing di Kediri,” kata Masykuri Iksan Wakil Bupati Kediri kepada suarasurabaya.net.
Kalau ditinjau dari lokasi, kata dia, wilayah tersebut sangat ideal untuk pembangunan bandara kelas internasional. Lahan yang dipakai, perbukitan tertingginya hanya 2.000 MDPL. “Arah angin juga dari utara-selatan dan selatan-utara. Menurut kajian, lokasi kami ideal untuk bandara,” katanya.
Tambah Masykuri, ground breaking diharapkan awal 2018 dan maksimal 2020 bandara sudah bisa beroperasi. “Yang jelas, RTRW kita akan sesuaikan dengan multiplayer effectnya. Aksesnya kan Jatim bagian barat potensi penumpangnya di atas 2 juta tiap tahun,” ujar dia.
Konsen pemerintah daerah sendiri, kata dia, adalah di potensi wisatanya. Diharapkan dengan adanya bandara, jumlah wisatawan juga makin banyak.
“Kita akan utamakan memberi pelayanan yang baik bagi wisatawan. Kalau ingin ke Singapura bisa langsung melalui Kediri tanpa lewat Surabaya. Bandara juga akan terkoneksi dengan stasiun karena jaraknya juga dekat. Dengan ini diharapkan bisa mengangkat potensi daerah di sekitar Kediri juga,” pungkasnya.
sumber:AGTVnews.com
Direktur PT Gudang Garam Tbk Istata T Siddharta mengungkapkan, nilai transaksi pembelian tanah tersebut berdasarkan lembaga penilai KJPP Rengganis, Hamid & Rekan.
“Pembelian tanah dimaksudkan untuk mendukung rencana investasi PT Gudang Garam untuk mengembangkan bandar udara terpadu di daerah Kediri, Jawa Timur,” tulis Direktur Istata dalam keterbukaan informasi, seperti dikutip media bisnis.com.
Ditambahkan, pembangunan bandara ini merupakan bentuk pengembangan usaha dan kontribusi segenap stakeholder PT Gudang Garam dan bentuk partisipasi dalam rangka mempercepat pembangunan daerah Kediri dan sekitarnya yang diharapkan dapat memacu pengembangan Provinsi Jawa Timur dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Agar dapat mengendalikan investasi dan pengembangan bandara udara secara langsung tanpa mengganggu kegiatan usaha utama, investasi dan pengembangan bandar udara akan dilakukan melalui PT Surya Dhoho Investama,” tulisnya.
Seperti diketahui PT Surya Dhoho Investama merupakan unit bisnis yang saham mayoritas dimiliki PT Gudang Garam. Perusahaan ini ditunjuk melakukan pembelian tanah dari perusahaan terafiliiasi yakni PT Bukit Dhoho Indah.
Adapun objek tanah dengan luas 2,68 juta meter persegi yang dibeli PT Gudang Garam Tbk berlokasi di 4 desa di 3 kecamatan wilayah Kabupaten Kediri, yakni Desa Bulusari di Kecamatan Tarokan, Desa Grogol di Kecamatan Grogol, Desa Jatirejo dan Desa Tiron di Kecamatan Banyakan.
Pemkab Sebut Pembebasan Lancar
Proses pembebasan lahan untuk lahan runway dan perkantoran bandara internasional di Kediri sudah rampung. Dalam proses pembebasan lahan ini, Pemkab Kediri menyebutkan masyarakat welcome sehingga tidak ada masalah dalam tahap ini.
“Runway 2.500 meter kita proyeksikan untuk pesawat berbadan besar bisa landing di Kediri,” kata Masykuri Iksan Wakil Bupati Kediri kepada suarasurabaya.net.
Kalau ditinjau dari lokasi, kata dia, wilayah tersebut sangat ideal untuk pembangunan bandara kelas internasional. Lahan yang dipakai, perbukitan tertingginya hanya 2.000 MDPL. “Arah angin juga dari utara-selatan dan selatan-utara. Menurut kajian, lokasi kami ideal untuk bandara,” katanya.
Tambah Masykuri, ground breaking diharapkan awal 2018 dan maksimal 2020 bandara sudah bisa beroperasi. “Yang jelas, RTRW kita akan sesuaikan dengan multiplayer effectnya. Aksesnya kan Jatim bagian barat potensi penumpangnya di atas 2 juta tiap tahun,” ujar dia.
Konsen pemerintah daerah sendiri, kata dia, adalah di potensi wisatanya. Diharapkan dengan adanya bandara, jumlah wisatawan juga makin banyak.
“Kita akan utamakan memberi pelayanan yang baik bagi wisatawan. Kalau ingin ke Singapura bisa langsung melalui Kediri tanpa lewat Surabaya. Bandara juga akan terkoneksi dengan stasiun karena jaraknya juga dekat. Dengan ini diharapkan bisa mengangkat potensi daerah di sekitar Kediri juga,” pungkasnya.